Memilih Teknologi Kompresor Gas untuk Aplikasi CNG

Permasalahan seorang disain engineer dalam menentukan peralatan utama didalam sebuah plant menjadi bagian yang selalu ada. Hal ini menjadi pertanyaan acap kali seorang engineer menerapkan ilmu dan pengalamannya dalam lembaran buku desin specification ataupun didalam drawing specification. Pengetahuan seorang engineer merupakan valuable asset bagi dirinya dan bagi perusahaan yang menggunakan jasanya.
Engineer membutuhkan tools berupa standard specification yang sudah diterbitkan. Standard ini dikeluarkan oleh badan atau instansi yang sudah melakukan pengujian atas suatu peralatan sehingga memenuhi aspek fungsi, keselamatan, kehandalan, kemudahan, dan teknologi tinggi. Standard dapat diperoleh dari BSN (Badan Standarisasi Nasional) yang menerbitkan standard seperti SNI ( Standard Nasional Indonesia) maupun dari standard asing seperti ASME, ASTM, dll.
Didalam dunia gas compressing dikenal beberapa standard seperti API 11P, API 618, API 617 dan lain-lain. Tentunya standard tersebut dibuat sesuai dengan aplikasinya masing2 yang berbeda. Selain mengetahui standard aplikasi yang dipakai, seorang engineer musti mengetahui design basic dari proses pada gas.
Gas yang akan dimampatkan hingga 3600 psig memerlukan tipe kompresor seperti apa.

Bagaimana Prinsip Kerja Sederhana CNG Marine

Dengan dilaksanakannya pengadaan proyek CNG perlu saya jabarkan secara singkat prinsip kerja secara sederhana sistem CNG bekerja. CNG merupakan sistem masa kini dan masa depan di Indonesia, dengan penerapan pada pembangkit listrik. PLN dengan anak perusahaannya PLN Enjiniring bersama RINA (Italy) mendisain mother station, CNG Vessel dan daughter station di Gresik dan Lombok.

Yang harus diketahui didalam mendisain CNG Plant adalah Gas Properties atau “makanan” dari CNG yang akan di proses. Berbeda dengan LNG (Liquid Natural Gas), dengan CNG yang tidak ada proses pencairan gas melalui pendinginan hingga minus 63 deg.C. Pada CNG diharapkan seluruh komponen dari gas alam dapat tersimpan menjadi gas bertekanan tinggi sedang pada LNG komponen yang dimanfaatkan menjadi cair adalah gas Metana dan sebagian kecil Etana dan Propana.

Komposisi gas yang terdapat pada sumur gas ataupun sumber gas harus terbebas dari pengotor seperti kandungan sulfur dan Air. Dengan demikian jika komposisi gas masih terdapat kandungan sulfur dan air harus dihilangkan terlebih dahulu. Kandungan sulfur akan mengakibatkan tingkat korosifitas yang tinggi pada peralatan-perlatan utama CNG seperti kompresor gas.

Proses:

  1. Gas ditekan menggunakan kompresor gas hingga mencapai tekanan 250 barg atau 25MPa
  2. Setelah ditekan, gas dialirkan dan disimpan didalam rangkaian tubetube (storage) dengan tekanan 250 barg.
  3. Ketika gas akan digunakan, gas akan dialirkan ke Kapal Laut/Vessel dengan sifat alamiyahnya hingga tekanan setimbang menuju tube storage yang ada di Kapal Laut.
  4. Setelah tekanan setimbang terjadi, sisa gas yang ada di tube storage akan disedot menggunakan kompresor hingga tekanan 250 barg pada tube storage di Kapal Laut.
  5. Kapal Laut akan bekerja setelah kapasitas gas yang akan diangkut memenuhi seluruh tube storage.
  6. Kapal Laut memindahkan gas bertekanan menuju lokasi pembangkit yang juga sudah disediakan fasilitas CNG.
  7. Gas yang ada di Kapal Laut dialirkan ke fasilitas CNG dengan sifat alamiyah hingga tekanan setimbang menuju tube storage di lokasi pembangkit listrik.
  8. Ketika tekanan sudah setimbang, gas akan disedot menggunakan kompresor hingga tekanan 250 barg.
  9. Sejumlah kapasitas gas tersimpan di tube storage dan akan dipergunakan untuk keperluan pembangkitan listrik.
  10. Gas akan diturunkan hingga tekanan kerja gas engine (120 psgi/ 7 barg)

Begitulah proses sederhana dari CNG Marine dengan perpindahan gas menggunakan Kapal Laut.